Edición de «Diperkosa Lima Mahasiswa»

[http://ceritadewasaterbaru666.blogspot.com/ kumpulan cerita dewasa] - [https://ceritadewasa717492724.wordpress.com/ https://ceritadewasa717492724.wordpress.com/]. Walaupun umur pernikahanku dengan Mas Eka sudah menginjak enam tahun, kami belum juga dikaruniai si kecil. Meskipun kekerabatan seksku dengan suamiku berjalan seperti yang dijalankan banyak orang.<br><br>Ucap saja namaku Agnes (29 tahun). Saya selisih lima tahun dengan Mas Eka. Jujur kuakui, suamiku itu memang orangnya rupawan dengan badan yang atletis. Dalam segi materi bahkan, ia mencukupiku malah berlebih-lebihan.<br><br>Empat Jaguar saja dia belikan untukku. Tiap hari saya senantiasa disibukkan oleh acara-acara yang kubuat sendiri. Mulai creambath di salon, spa, ataupun mandi sauna. Di hampir seluruh resto mewah, saya senantiasa disambut dengan hangat sebab saya memang tak jarang makan di sana dan umum memberikan kiat berlebih.<br><br>Di umur pernikahanku ini yang kini ini, suamiku masih konsisten menyayangi dan terus memanjakanku. Demikian juga denganku. Apa yang ia meminta senantiasa kuberikan, [http://Www.Wonderhowto.com/search/walaupun%20pernah/ walaupun pernah] suatu dikala saya telah tertidur kecapekan, Mas Eka dengan manja memintaku untuk bercumbu. Saya tidak segan-segan untuk melayaninya.<br><br>Seperti awam, dikala saya melayani keperluan biologis suamiku, ia senantiasa mencumbuiku dengan penuh nafsu dan digoyangnya tubuhku dengan penuh gairah hingga tersentak-sentak. Satu saja kelemahannya, seperti lazim Mas Eka cuma dapat menggoyangku tidak hingga sepuluh menit. Dalam waktu selama itu, saya pun seringkali masih belum orgasme.<br><br>Sebab rasa sayangku padanya, saya malah hampir senantiasa berpura-pura hingga ke puncak bersamanya. Sayang, sebagai wanita umum lama-kelamaan saya juga mengharapkan kepuasan dan klimaks dalam permainan cinta yang intim.<br><br>Malahan kurasakan gairah seksku makin lama bergejolak tidak tertahan. Sebagai pelampiasan, saya mencoba memuaskan gairah seksku degan bermacam vibrator yang kubeli di sex shop. Dengan vibrator dan dipandu keping-keping VCD porno, saya berupaya memuaskan nafsu seksku.<br><br>Cuma saja, itu seluruh kulakukan tanpa sepengetahuan suamiku. Saya kuatir jika dia tahu. Tentunya dia akan betul-betul terpukul pun mungkin akan jadi minder.<br><br>Tapi, di lain pihak, seluruh usaha yang kulakukan untuk memuaskan sendiri nafsu seksku rupanya membuatku merasa kian edan. Gairah seksku yang menggebu-gebu justru kian tak terpuaskan. Malah dikala saya telah menambah kesibukanku, konsisten saja gairah-gairah itu timbul mengganggu.<br><br>Di antara kegundahanku itu timbul seorang sahabat lamaku yang menawarkan usaha membangun rumah di tempat sekitar kampus di Cawang untuk dihasilkan daerah kost mahasiswa. Sebab kurasa saya memiliki deposito cukup banyak, karenanya kuputuskan mengkonsultasikan hal itu terhadap Mas Eka.<br><br>Sebab cintanya padaku, Mas Eka malahan menunjang rencanaku itu. Sesungguhnya dahulu saya pernah kuliah arsitektur sedangkan tak lulus sebab keburu menikah dengan Mas Eka. Sebab itu, saya beranikan diri memimpin sendiri projek pembangunan rumah kost itu sedangkan tentunya konsisten dibantu oleh perusahaan kontraktor rekan Mas Eka. Yang terang, seluruh desain rumah itu, saya sendiri yang buat layak dengan seleraku.<br><br>Sesudah rumah itu berdiri, sebagian mahasiswa mulai ngekost di daerah itu. Di dalam rumah itu saya sengaja membikin suatu ruang kamar yang cukup besar dan tak disewakan. Pikirku, mungkin suatu ketika dapat kugunakan sebagai daerah bersantai bersama suamiku.<br><br>Ruangan itu kulengkapi dengan bermacam kelengkapan rumah tangga seperti furniture, layar kaca, lemari es, dan AC. Kecuali itu, di dalamnya juga tersedia kamar mandi sendiri beserta dapur. Ruangan itu juga kadang kugunakan pada permulaan bulan untuk rehat sekalian menarik uang kost. Ruangan itu sendiri lokasinya dikelilingi oleh kamar-kamar kost yang jumlah seluruhnya 20 kamar. Ini memang baru tahap permulaan. Nanti saya berencana untuk menambah lagi jumlahnya.<br><br>Di rumah kostku yang besar itu, kini baru dihuni oleh tiga belas orang mahasiswa berusia 19-22 tahun yang kebanyakan berasal dari seberang. Kebanyakan dari mereka sesungguhnya masih saling mengetahui maupun saudara jauh. Biasalah, sesudah satu orang merasa sesuai, dia lalu mempromosikannya terhadap yang lain. Merekalah penghuni permulaan rumah kostku yang baru kubuka. Beberapa dari mereka membawa komputer, pun TV dan VCD player.<br><br>Ketika itu sesungguhnya bukan permulaan bulan. Tak lazimnya memang saya datang ke rumah kost di ketika seperti itu. Hal itu kusengaja. Saya cuma mau mengecek kondisi. Sekaligus melepas kepenatan sehabis belanja di mal.<br><br>Tanpa sengaja, saya mengamati dua, tiga, …. lima orang mahasiswa penghuni kostku sedang asyik menonton VCD porno di salah satu kamar yang terbuka pintunya. Saya mengenali mereka segala dengan bagus: Edo, Parlin, Franki, Jo, dan Ben. Sebab pesawat televisinya menghadap ke pintu, saya juga dapat memandang tipe VCD yang sedang mereka tonton. Gangbang… bukan main… buah hati-si kecil muda jaman kini memang telah lebih maju…. Dengan geli, kulihat beberapa dari mereka sambil menonton layar kaca, juga menggosok-gosok komponen selangkangannya yang menyembul.<br><br>Saya mengakak kecil memperhatikan tingkah mereka dan muncul keisenganku untuk mengganggu mereka. Dikala itu mereka belum sadar dengan kedatanganku, karenanya kutimbulkan sedikit keributan dengan menutup keranjang sampah yang terbuat dari seng dengan cukup keras. Ya, kini mereka tahu bila saya datang….<br><br>Lalu saya membuka blazerku sehingga kini saya mengenakan tank-top warna pink yang merekat ketat di tubuhku dan berminat beberapa ke atas sehingga memamerkan pusar dan perutku yang rata. Saya yakin, dari jarak sekitar lima meter, mereka bahkan dapat memperhatikan kedua putingku yang nampak dari balik tank-top ketatku sebab saya memang tak mengenakan bra. Kebetulan, ketika itu saya malah mengenakan rok super mini tanpa stocking, yang dipadu dengan sepatu mempunyai hak tinggi merk Gucci. Saya merasa horny sekali… apalagi waktu tahu mereka terganggu keasyikannya menonton dan mencuri-curi pandang kepadaku…<br><br>Kugembok pintu gerbang besar untuk masuk ke rumah kostku. Sengaja juga kulakukan itu dengan bunyi yang cukup keras… untuk menetapkan bahwa kelima penghuni kostku mendengarnya. Lalu sambil melenggang seksi, saya berjalan menuju ruangan pribadiku. Kebetulan ruangan itu letak pintunya berhadapan segera dengan pintu kamar daerah kelima mahasiswa itu sedang nonton vcd bokep.<br><br>Saya membuka kunci pintu kamarku. Dalam hati saya merasa geli bercampur dengan horny. Dari pantulan jendela kamarku, saya dapat memperhatikan sekiranya kelima buah hati muda itu kini tak sedang menonton VCD lagi, tapi sedang melihat diriku. Berbahagia sekali rasanya dapat menarik hati si kecil-buah hati muda itu….. Saya bahkan masuk, dan sengaja pintu tak kututup dengan rapat. Masih ada sedikit celah yang terbuka….<br><br>Di dalam, saya membuka gorden jendela kamarku yang lebar. Dikala terbuka, saya dapat memperhatikan kelima mahasiswa itu jadi buru-buru berpura-pura tidak mengamatiku. Saya jadi kian geli sendiri…. Dengan santai, kunyalakan AC dan kurebahkan tubuhku sebentar di sofa depan jendela sambil menyalakan layar kaca.<br><br>Sesaat kemudian, sambil menyiapkan minuman dingin, saya beranjak ke kamar mandi dan mempersiapkan bathtub dengan air hangat.<br><br>Nah, kini tibalah saatnya…. saya merasa deg-degan juga. Saya bangkit, dan sambil pura-pura berjalan ke sana kemari membereskan barang-barang, saya yakinkan sekiranya kelima mahasiswa itu masih mencuri-curi pandang mengintipku… Sesudah yakin, saya perlahan-perlahan mulai mencopoti pakaianku… Tank-topku… Rok miniku… dan terakhir, CD-ku yang berenda merk Victoria’s Secret…<br><br>Dalam hati saya ngakak sekalian horny, sebab tahu kini kelima si kecil muda itu pasti sedang melotot dan membendung air liurnya…. Saya sendiri menikmati selangkanganku melembab…. Lalu saya melenggang ke dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi konsisten kubiarkan terbuka lebar….<br><br>Kuceburkan tubuhku ke dalam bathtub. Kadang kubasuh tubuh mulai dari wajah, leher, hingga ke kaki. Kunikmati sesaat kehangatan air sambil kutenangkan pikiranku… Sebagian dikala pikiranku melayang… bagaimana bila dikala ini saya dapat menyalurkan gairahku… dan menempuh puncak kenikmatan….<br><br>Sesudah selesai, saya lalu memakai shower untuk membersihkan tubuhku… Posisiku dikala itu menghadap ke arah pancuran dan membelakangi pintu…<br><br>Secara tidak sengaja, saya dikagetkan oleh sesosok tangan yang memelukku dari belakang. Dia berupaya menciumiku sambil tangannya menggerayangi dan meremasi kedua payudaraku.<br><br>Dengan rasa kaget, kurasakan remasan-remasan tangan itu semacam itu penuh nafsu. Orang itu terus mencumbuiku dengan ganas. Dengan sekuat daya, saya membalikkan tubuhku…<br><br>"Ya ampun, Edo….!!" jeritku. "Bagaimana kamu dapat masuk ke sini?!"<br><br>Edo tidak menjawabku. Sebaliknya dia sekarang berupaya mendekap tubuhku dari depan. Terbukti dia bahkan telah dalam kondisi bugil. Senjatanya yang keras kurasakan menggesek-gesek komponen-komponen tubuhku…<br><br>"Edo, jangan….!!" Saya berupaya melepaskan diri dari dekapan dan cumbuannya. Sedangkan tenaga, tenagaku keok jauh dengannya. Tubuh kekarnya dengan keras dan mantap mencengkeramku hingga saya ngos-ngosan… Sementara itu mulutnya terus berprofesi mencumbui semua komponen tubuhku yang terjangkaunya….<br><br>Meski saya telah berteriak tapi Edo konsisten saja mengerjakan aksinya. Saya bahkan tahu tidak ada orang luar yang akan dapat mendengarku… sebab pintu gerbang depan yang kokoh telah kugembok sendiri…. Aku saya gagal mempertahankan kehormatanku… Sambil berdiri, dia mengerjakan penetrasi ke dalam tubuhku dan menggoyangku habis-habisan…. Saya sempat terhenyak sebab tidak siap ketika mendapatkan penetrasinya. Penisnya terbukti benar-benar keras dan tubuhku dihunjaminya tanpa ampun…..<br><br>Malah sesudah itu Edo membalikkan tubuhku dan terus menggoyangku selama sebagian dikala hingga alhasil dia ambrol sesudah menempuh klimaksnya.<br><br>Lalu Edo malah ngeloyor pergi. Dengan tubuh masih berair oleh air sabun dan peluh serta air mani Edo, seketika kuraih handuk untuk mengeringkan tubuhku. Dengan pikiran yang masih kalut, kukenakan kimono dan keluar dari kamar mandi…<br><br>Tetapi, seperti itu keluar kamar mandi, saya amat kaget dikala Franki tiba-tiba timbul dan menubrukku. Saya baru sadar jika sahabat-sahabat Edo telah menunggu di luar…. Saya tubuhku dan disandarkannya ke dinding.<br><br>"Franki…. jangan…." Saya cuma sempat mengeluh pendek sebab Franki tidak peduli dan tidak ingin pula menyia-nyiakan kans…<br><br>Dalam kondisi berdiri, [http://ceritadewasaterbaru666.blogspot.com/ cerita seks dewasa] kimonoku disingkapnya lalu kembali saya disetubuhi dalam kondisi berdiri oleh Franki dengan ganas dan penuh nafsu…. Saya yang telah kecapekan tidak dapat bertingkah banyak….<br><br>Tubuhku hingga terangkat-angkat dan salah satu kakiku diangkat Franki ke atas. Selama disetubuhi Franki, sekilas saya memandang sekeliling. Parlin, Jo dan Ben kelihatan sedang menonton aksi kami dengan pandangan nanar…. Sementara Edo entah ke mana… Gorden dan pintu kamarku sudah tertutup rapat.<br><br>Aku, Franki hingga pada puncaknya. Sementara air maninya masih meleleh keluar dari penisnya yang memenuhi vaginaku… kedua tangannya mencengkeram kedua pergelangan tanganku ke tembok… Sementara itu mulutnya dengan ganas menciumi bibirku hingga saya kehabisan nafas….<br><br>Dikala dia melepasku, saya malah ambrol ke lantai sebab kecapekan…. Jo lalu menghampiriku dan memberiku segelas minuman dingin… Saya tak tahu apa yang dimasukkan Jo ke dalam minuman itu. Yang terang rasanya agak aneh… dan tidak lama kemudian memunculkan efek yang aneh juga pada tubuhku….<br><br>Jo menolongku berdiri lalu melepaskan kimonoku yang acak-acakan. Kemudian dia membopong tubuhku ke daerah tidur. Di sana kembali saya menjadi bulan-bulanan mereka. Jo menciumi dan mencumbuku penuh nafsu. Tanpa kusadari, tubuhku mulai menanggapi permainan mereka… Saat Jo mulai tak tabah menggoyangku, saya malahan mulai menggeliat mengimbangi goyangan Jo yang dahsyat itu. Saya juga mulai merintih-rintih enak.<br><br>"Jooo…. aaah…. oooohhh…. Jooo…"<br><br>Terlihat reaksiku yang berbeda kepada rekan-rekannya yang terdahulu, tentu saja membikin Jo kian motivasi. Saya sekali dia mau memberikan yang terbaik untukku… Saya bahkan sama sekali tidak memberikan konfrontasi kepada Jo. Saya malahan memperlakukan Jo sama seperti saat saya sedang bercumbu dengan suamiku…<br><br>Kelihatan itu, Ben jadi tidak bendung dan mulai menyerbu juga… Dia memaksaku untuk mengulum penisnya… Saya saya ragu-ragu… Saya belum pernah menjalankan hal seperti itu…. Bahkan sepertinya saya mulai menerima daya entah dari mana… Tanpa pikir panjang, kukulum penis Ben yang telah benar-benar mengeras….<br><br>Lama-lama saya menikmati kenikmatan. Gairah-gairahku yang selama ini terpendam, hasilnya seperti lunas terbayar. Malah dikala Jo telah menempuh klimaks dan gantian Ben yang menggoyangku, saya telah tak menolak lagi….<br><br>Dia Ben yang menindih dan berpacu denganku seperti sepasang kekasih sehingga kami berdua menempuh puncak bersama….<br><br>Terakhir, masih ada Parlin yang semestinya kulayani…. Dia malahan ternyata telah tidak tabah menunggu gilirannya yang terakhir…. Bagaikan banteng ketaton, dia menindih dan menggoyangku… Dia ini saya menempuh orgasme sebagian kali…. Setelah Parlin yang paling berpengalaman di antara keempat rekannya… Dia trampil memegang tempo… dan dia malah menonjol gembira melihatku sebagian kali menempuh orgasme lebih dahulu…. Sesudah lima belas menit lebih, dia malahan menyiramkan spermanya ke tubuhku… Pada dikala yang beriringan, saya bahkan menempuh orgasme untuk yang ketiga kalinya bersamanya…<br><br>Sambil penisnya konsisten tertanam di tubuhku, kami berpelukan erat seolah tidak berkeinginan saling melepas. Bibir kami malahan saling memagut dan berkecupan seperti sepasang kekasih yang telah lama tidak saling bersua….<br><br>Aku…. kami berenam malah saling bergeletakan di pelbagai daerah di kamarku selama sebagian dikala. Ada perasaan takut dan dosa yang kami rasakan… bercampur dengan rasa sedap yang tiada tara….<br><br>Sesudah kejadian itu, seandainya saya datang ke sana, mereka seringkali berupaya secara tiba-tiba mengeroyokku dan menyetubuhiku bersama-sama.  saya dapat menghindar, kadang saya malahan membolehkan mereka menjalankannya, terutamanya jikalau suasana di daerah kost sedang sepi….<br><br>Saya tak tahu apa saya sepatutnya menyesal atau pun merasa gembira sebab kini saya dapat menikmati kepuasan seks yang luar awam…. sedangkan itu dengan sistem dikeroyok oleh lima pemuda di daerah kostku.