Diperkosa Lima Mahasiswa

De Wikis2i
Saltar a: navegación, buscar

Sedangkan umur pernikahanku dengan Mas Eka sudah menginjak enam tahun, kami belum juga dikaruniai si kecil. Sedangkan relasi seksku dengan suamiku berjalan seperti yang dijalankan banyak orang.

Ucap saja namaku Agnes (29 tahun). Saya selisih lima tahun dengan Mas Eka. Jujur kuakui, suamiku itu memang orangnya rupawan dengan badan yang atletis. Dalam segi materi bahkan, ia mencukupiku malah berlebih-lebihan.

Empat Jaguar saja dia belikan untukku. Tiap-tiap hari saya senantiasa disibukkan oleh acara-acara yang kubuat sendiri. Mulai creambath di salon, spa, ataupun mandi sauna. Di hampir seluruh cafe mewah, saya senantiasa disambut dengan hangat sebab saya memang kerap makan di sana dan umum memberikan kiat berlebih.

Di umur pernikahanku ini yang kini ini, suamiku masih konsisten menyayangi dan terus memanjakanku. Demikian juga denganku. Apa yang ia meminta senantiasa kuberikan, walaupun pernah suatu ketika saya telah tertidur kecapekan, Mas Eka dengan manja memintaku untuk bercumbu. Saya tidak segan-segan untuk melayaninya.

Seperti awam, dikala saya melayani keperluan biologis suamiku, ia senantiasa mencumbuiku dengan penuh nafsu dan digoyangnya tubuhku dengan penuh gairah hingga tersentak-sentak. Satu saja kelemahannya, seperti umum Mas Eka cuma dapat menggoyangku tidak hingga sepuluh menit. Dalam waktu selama itu, saya pun seringkali masih belum orgasme.

Sebab rasa sayangku padanya, saya malahan hampir senantiasa berpura-pura hingga ke puncak bersamanya. Sayang, sebagai wanita umum lama-kelamaan saya juga mengharapkan kepuasan dan klimaks dalam permainan cinta yang intim.

Malahan kurasakan gairah seksku makin lama bergejolak tidak tertahan. Sebagai pelampiasan, saya mencoba memuaskan gairah seksku degan bermacam vibrator yang kubeli di sex shop. Dengan vibrator dan diantar keping-keping VCD porno, saya berupaya memuaskan nafsu seksku.

Cuma saja, itu seluruh kulakukan tanpa sepengetahuan suamiku. Saya cemas sekiranya dia tahu. Tentunya dia akan benar-benar terpukul pun mungkin akan jadi minder.

Melainkan, di lain pihak, seluruh usaha yang kulakukan untuk memuaskan sendiri nafsu seksku rupanya membuatku merasa kian edan. Gairah seksku yang menggebu-gebu justru kian tak terpuaskan. Malah saat saya telah menambah kesibukanku, konsisten saja gairah-gairah itu timbul mengganggu.

Di antara kegundahanku itu timbul seorang sahabat lamaku yang menawarkan usaha membangun rumah di tempat sekitar kampus di Cawang untuk diciptakan daerah kost mahasiswa. Sebab kurasa saya memiliki deposito cukup banyak, karenanya kuputuskan mengkonsultasikan hal itu terhadap Mas Eka.

Sebab cintanya padaku, Mas Eka malah mensupport rencanaku itu. Sesungguhnya dahulu saya pernah kuliah arsitektur sedangkan tak lulus sebab keburu menikah dengan Mas Eka. Sebab itu, saya beranikan diri memimpin sendiri projek pembangunan rumah kost itu padahal tentunya konsisten dibantu oleh perusahaan kontraktor rekan Mas Eka. Yang terang, segala desain rumah itu, saya sendiri yang buat pantas dengan seleraku.

Sesudah rumah itu berdiri, sebagian mahasiswa mulai ngekost di daerah itu. Di dalam rumah itu saya sengaja membikin suatu ruang kamar yang cukup besar dan tak disewakan. Pikirku, mungkin suatu ketika dapat kugunakan sebagai daerah bersantai bersama suamiku.

Ruangan itu kulengkapi dengan pelbagai peralatan rumah tangga seperti furniture, TV, lemari es, dan AC. Kecuali itu, di dalamnya juga tersedia kamar mandi sendiri beserta dapur. Ruangan itu juga kadang kugunakan pada permulaan bulan untuk rehat sekalian menarik uang kost. Ruangan itu sendiri lokasinya dikelilingi oleh kamar-kamar kost yang jumlah seluruhnya 20 kamar. Ini memang baru tahap permulaan. Nanti saya berencana untuk menambah lagi jumlahnya.

Di rumah kostku yang besar itu, kini baru dihuni oleh tiga belas orang mahasiswa berusia 19-22 tahun yang kebanyakan berasal dari seberang. Kebanyakan dari mereka hakekatnya masih saling mengetahui maupun saudara jauh. Biasalah, sesudah satu orang merasa sesuai, dia lalu mempromosikannya terhadap yang lain. Merekalah penghuni permulaan rumah kostku yang baru kubuka. Beberapa dari mereka membawa komputer, malah TV dan VCD player.

Ketika itu sesungguhnya bukan permulaan bulan. Tak lazimnya memang saya datang ke rumah kost di ketika seperti itu. Hal itu kusengaja. Saya cuma berharap mengecek kondisi. Sekaligus melepas kepenatan sehabis belanja di mal.

Tanpa sengaja, saya memperhatikan dua, tiga, …. lima orang mahasiswa penghuni kostku sedang asyik menonton VCD porno di salah satu kamar yang terbuka pintunya. Saya mengenali mereka seluruh dengan bagus: Edo, Parlin, Franki, Jo, dan Ben. Sebab pesawat televisinya menghadap ke pintu, saya juga dapat memandang macam VCD yang sedang mereka tonton. Gangbang… bukan main… si kecil-si kecil muda jaman kini memang telah lebih maju…. Dengan geli, kulihat beberapa dari mereka sambil menonton TV, juga menggosok-gosok komponen selangkangannya yang menyembul.

Saya mengakak kecil mengamati tingkah mereka dan muncul keisenganku untuk mengganggu mereka. Dikala itu mereka belum sadar dengan kedatanganku, karenanya kutimbulkan sedikit keributan dengan menutup keranjang sampah yang terbuat dari seng dengan cukup keras. Ya, kini mereka tahu jikalau saya datang….

Lalu saya membuka blazerku sehingga kini saya mengenakan tank-top warna pink yang melekat ketat di tubuhku dan berminat beberapa ke atas sehingga memamerkan pusar dan perutku yang rata. Saya yakin, dari jarak sekitar lima meter, mereka bahkan dapat memandang kedua putingku yang kelihatan dari balik tank-top ketatku sebab saya memang tak mengenakan bra. Kebetulan, dikala itu saya bahkan mengenakan rok super mini tanpa stocking, cerita dewasa yang dipadu dengan sepatu mempunyai hak tinggi merk Gucci. Saya merasa horny sekali… apalagi waktu tahu mereka terganggu keasyikannya menonton dan mencuri-curi pandang kepadaku…

Kugembok pintu gerbang besar untuk masuk ke rumah kostku. Sengaja juga kulakukan itu dengan bunyi yang cukup keras… untuk memutuskan bahwa kelima penghuni kostku mendengarnya. Lalu sambil melenggang seksi, saya berjalan menuju ruangan pribadiku. Kebetulan ruangan itu letak pintunya berhadapan segera dengan pintu kamar daerah kelima mahasiswa itu sedang nonton vcd bokep.

Saya membuka kunci pintu kamarku. Dalam hati saya merasa geli bercampur dengan horny. Dari pantulan jendela kamarku, saya dapat mengamati jikalau kelima buah hati muda itu kini tak sedang menonton VCD lagi, tapi sedang memandang diriku. Ria sekali rasanya dapat menarik hati buah hati-si kecil muda itu….. Saya bahkan masuk, dan sengaja pintu tak kututup dengan rapat. Masih ada sedikit celah yang terbuka….

Di dalam, saya membuka gorden jendela kamarku yang lebar. Dikala terbuka, saya dapat memperhatikan kelima mahasiswa itu jadi buru-buru berpura-pura tidak mengamatiku. Saya jadi kian geli sendiri…. Dengan santai, kunyalakan AC dan kurebahkan tubuhku sebentar di sofa depan jendela sambil menyalakan layar kaca.

Sesaat kemudian, sambil menyiapkan minuman dingin, saya beranjak ke kamar mandi dan mempersiapkan bathtub dengan air hangat.

Nah, kini tibalah saatnya…. saya merasa deg-degan juga. Saya bangkit, dan sambil pura-pura berjalan ke sana kemari membereskan barang-barang, saya yakinkan jika kelima mahasiswa itu masih mencuri-curi pandang mengintipku… Sesudah yakin, saya perlahan-perlahan mulai mencopoti pakaianku… Tank-topku… Rok miniku… dan terakhir, CD-ku yang berenda merk Victoria’s Secret…

Dalam hati saya ngakak sekalian horny, sebab tahu kini kelima buah hati muda itu pasti sedang melotot dan membendung air liurnya…. Saya sendiri menikmati selangkanganku melembab…. Lalu saya melenggang ke dalam kamar mandi. Pintu kamar mandi konsisten kubiarkan terbuka lebar….

Kuceburkan tubuhku ke dalam bathtub. Sekali-sekali kubasuh tubuh mulai dari wajah, leher, hingga ke kaki. Kunikmati sesaat kehangatan air sambil kutenangkan pikiranku… Sebagian ketika pikiranku melayang… bagaimana jika dikala ini saya dapat menyalurkan gairahku… dan menempuh puncak kenikmatan….

Sesudah selesai, saya lalu menerapkan shower untuk membersihkan tubuhku… Posisiku dikala itu menghadap ke arah pancuran dan membelakangi pintu…

Secara tidak sengaja, saya dikagetkan oleh sesosok tangan yang memelukku dari belakang. Dia berupaya menciumiku sambil tangannya menggerayangi dan meremasi kedua payudaraku.

Dengan rasa kaget, kurasakan remasan-remasan tangan itu demikian itu penuh nafsu. Orang itu terus mencumbuiku dengan ganas. Dengan sekuat daya, saya membalikkan tubuhku…

"Ya ampun, Edo….!!" jeritku. "Bagaimana kamu dapat masuk ke sini?!"

Edo tidak menjawabku. Sebaliknya dia sekarang berupaya mendekap tubuhku dari depan. Rupanya dia malahan telah dalam kondisi bugil. Senjatanya yang keras kurasakan menggesek-gesek komponen-komponen tubuhku…

"Edo, jangan….!!" Saya berupaya melepaskan diri dari dekapan dan cumbuannya. Walaupun energi, tenagaku keok jauh dengannya. Tubuh kekarnya dengan keras dan mantap mencengkeramku hingga saya ngos-ngosan… Sementara itu mulutnya terus berprofesi mencumbui semua komponen tubuhku yang terjangkaunya….

Sedangkan saya telah berteriak melainkan Edo konsisten saja mengerjakan aksinya. Saya malah tahu tidak ada orang luar yang akan dapat mendengarku… sebab pintu gerbang depan yang kokoh telah kugembok sendiri…. Aku saya gagal mempertahankan kehormatanku… Sambil berdiri, dia menjalankan penetrasi ke dalam tubuhku dan menggoyangku habis-habisan…. Saya sempat terhenyak sebab tidak siap ketika mendapatkan penetrasinya. Penisnya terbukti betul-betul keras dan tubuhku dihunjaminya tanpa ampun…..

Pun sesudah itu Edo membalikkan tubuhku dan terus menggoyangku selama sebagian ketika hingga alhasil dia runtuh sesudah menempuh klimaksnya.

Lalu Edo bahkan ngeloyor pergi. Dengan tubuh masih berair oleh air sabun dan peluh serta air mani Edo, langsung kuraih handuk untuk mengeringkan tubuhku. Dengan pikiran yang masih kalut, kukenakan kimono dan keluar dari kamar mandi…

Melainkan, semacam itu keluar kamar mandi, saya amat kaget dikala Franki tiba-tiba timbul dan menubrukku. Saya baru sadar apabila sahabat-sahabat Edo telah menunggu di luar…. Aku tubuhku dan disandarkannya ke dinding.

"Franki…. jangan…." Saya cuma sempat mengeluh pendek sebab Franki tidak peduli dan tidak berharap pula menyia-nyiakan kans…

Dalam situasi berdiri, kimonoku disingkapnya lalu kembali saya disetubuhi dalam situasi berdiri oleh Franki dengan ganas dan penuh nafsu…. Saya yang telah kecapekan tidak dapat bertingkah banyak….

Tubuhku hingga terangkat-angkat dan salah satu kakiku diangkat Franki ke atas. Selama disetubuhi Franki, sekilas saya mengamati sekeliling. Parlin, Jo dan Ben kelihatan sedang menonton aksi kami dengan pandangan nanar…. Sementara Edo entah ke mana… Gorden dan pintu kamarku sudah tertutup rapat.

Aku, Franki hingga pada puncaknya. Sementara air maninya masih meleleh keluar dari penisnya yang memenuhi vaginaku… kedua tangannya mencengkeram kedua pergelangan tanganku ke tembok… Sementara itu mulutnya dengan ganas menciumi bibirku hingga saya kehabisan nafas….

Dikala dia melepasku, saya malah runtuh ke lantai sebab kecapekan…. Jo lalu menghampiriku dan memberiku segelas minuman dingin… Saya tak tahu apa yang dimasukkan Jo ke dalam minuman itu. Yang terang rasanya agak aneh… dan tidak lama kemudian memunculkan efek yang aneh juga pada tubuhku….

Jo menolongku berdiri lalu melepaskan kimonoku yang acak-acakan. Kemudian dia membopong tubuhku ke daerah tidur. Di sana kembali saya menjadi bulan-bulanan mereka. Jo menciumi dan mencumbuku penuh nafsu. Tanpa kusadari, tubuhku mulai merespons permainan mereka… Saat Jo mulai tak tabah menggoyangku, saya bahkan mulai menggeliat mengimbangi goyangan Jo yang dahsyat itu. Saya juga mulai merintih-rintih enak.

"Jooo…. aaah…. oooohhh…. Jooo…"

Tampak reaksiku yang berbeda kepada rekan-rekannya yang terdahulu, tentu saja membikin Jo kian motivasi. Saya sekali dia mau memberikan yang terbaik untukku… Saya malahan sama sekali tidak memberikan konfrontasi kepada Jo. Saya malahan memperlakukan Jo sama seperti saat saya sedang bercumbu dengan suamiku…

Terlihat itu, Ben jadi tidak bendung dan mulai menyerbu juga… Dia memaksaku untuk mengulum penisnya… Saya saya ragu-ragu… Saya belum pernah menjalankan hal seperti itu…. Malah sepertinya saya mulai menerima tenaga entah dari mana… Tanpa pikir panjang, kukulum penis Ben yang telah amat mengeras….

Lama-lama saya menikmati kenikmatan. Gairah-gairahku yang selama ini terpendam, akibatnya seperti lunas terbayar. Malah dikala Jo telah menempuh klimaks dan gantian Ben yang menggoyangku, saya telah tak menolak lagi….

Dia Ben yang menindih dan berpacu denganku seperti sepasang kekasih sehingga kami berdua menempuh puncak bersama….

Terakhir, masih ada Parlin yang sepatutnya kulayani…. Dia malah ternyata telah tidak tabah menunggu gilirannya yang terakhir…. Bagaikan banteng ketaton, dia menindih dan menggoyangku… Ia ini saya menempuh orgasme sebagian kali…. Setelah Parlin yang paling berpengalaman di antara keempat rekannya… Dia trampil memegang tempo… dan dia malahan menonjol bersuka cita melihatku sebagian kali menempuh orgasme lebih dahulu…. Sesudah lima belas menit lebih, dia bahkan menyiramkan spermanya ke tubuhku… Pada dikala yang beriringan, cerita dewasa saya bahkan menempuh orgasme untuk yang ketiga kalinya bersamanya…

Sambil penisnya konsisten tertanam di tubuhku, kami berpelukan erat seolah tidak ingin saling melepas. Bibir kami malah saling memagut dan berkecupan seperti sepasang kekasih yang telah lama tidak saling bersua….

Aku…. kami berenam bahkan saling bergeletakan di beraneka daerah di kamarku selama sebagian dikala. Ada perasaan takut dan dosa yang kami rasakan… bercampur dengan rasa sedap yang tiada tara….

Sesudah kejadian itu, jikalau saya datang ke sana, mereka seringkali berupaya secara tiba-tiba mengeroyokku dan menyetubuhiku bersama-sama. saya dapat menghindar, kadang saya malahan memperbolehkan mereka melaksanakannya, lebih-lebih sekiranya suasana di daerah kost sedang sepi….

Saya tak tahu apa saya seharusnya menyesal atau malah merasa bersuka cita sebab kini saya dapat menikmati kepuasan seks yang luar lazim…. padahal itu dengan sistem dikeroyok oleh lima pemuda di daerah kostku.